Rabu, 01 April 2009

Hidup Persib!!

a writting as a curator in "viva persib!!!" photo exhibition by andri gurnita.

Dunia, Sepakbola dan Persib Bandung.

Keunikan sebuah permainan sepakbola adalah bahwa citra olah raga ini selalu menjadi magnet bagi para penggemarnya di seantero jagat. Di sana kita dapat menemukan beragam episode cerita baik itu sebuah tragedi, euforia, humanisme maupun spirit yang muncul sebagai dampak dari sebuah permainan sederhana namun begitu sangat mendunia. Negara-negara yang kerap menjadi langganan pesta piala dunia seperti Italia yang terkenal dengan disiplin grendel gaya cattenaccio atau the Three Lions Inggris dengan gaya kick & rush nya selalu menjadi tontonan yang wajib bagi para pecinta sepakbola. Kisah-kisah figur pesepakbola di pertandingan piala dunia selalu mewarnai perbincangan di dalam kancah persepakbolaan dunia. Mulai dari kisah kontroversial pemain Argentina Diego Maradona yang terkenal dengan salah satu golnya (seperti) dengan menggunakan tangan sehingga dijuluki Hand of God, kisah tragis seorang pemain sepakbola asal Colombia Pablo Escobar yang tewas mengenaskan diberondong peluru seusai pertandingan piala dunia karena gol bunuh dirinya sampai pada kisah perseteruan kapten kesebelasan prancis Zinedine Zidane yang dikeluarkan wasit gara-gara menanduk dada lawan mainnya Marco Materazzi seorang pemain tim italia.

Bandung, kota yang terkenal dengan sebutan Parijs Van Java pun mempunyai sebuah cerita tersendiri dengan klub sepakbola kebanggaannya yang bernama “Persib”. Persib dengan suporter fanatiknya (Bobotoh) selalu menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat, tidak hanya di Kota Bandung tetapi juga di Jawa Barat. Pada awalnya Persib bernama Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) yang merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada tahun 1923. Tapi setelah berkiprah beberapa saat BIVB kemudian menghilang. Setelah itu muncul dua perkumpulan lain yaitu Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSBI) dan National Voetball Bond (NVB). Barulah pada tanggal 14 Maret 1933 kedua perkumpulan tersebut bersatu dan melahirkan Persib. Di tahun 2008 ini Persib merayakan hari jadinya yang ke-75.

Segala pesona & fenomena yang hadir di dalam tubuh Persib inilah yang menggelitik seorang fotografer Surat Kabar Pikiran Rakyat Andri Gurnita untuk menyuguhkan 75 karya fotonya dalam sebuah Pameran Foto yang bernama “Hidup Persib!!!”, sepenggal kalimat sederhana namun penuh semangat yang telah lama dikumandangkan oleh ratusan ribu fans Persib sejak dulu. Tanpa ada tendensi apapun, Andri Gurnita secara jujur merekam penggalan-penggalan fotografis yang merepresentasikan realita Persib dengan segala atmosfir yang terhubung dengannya. Lewat beberapa karyanya pula, Andri Gurnita tidak hanya sekedar memaparkan citra foto pemain Persib ketika sedang beraksi di lapangan hijau melainkan pula ada usaha untuk menyampaikan sebuah pesan.

Simak saja foto yang menggambarkan seorang polisi yang tengah menonton sendirian sebuah pertandingan Persib tanpa dihadiri oleh para Bobotoh yang biasanya penuh sesak akibat terkena sangsi hukuman. Secara halus foto tersebut mencerminkan sebuah konsekuwensi sebagai akibat dari ketidakdisiplinan.
Atau foto lain yang melukiskan seorang anak laki-laki kecil yang sedang mengangkat kedua belah tangannya di antara kerumunan Bobotoh Persib sembari memakai topi sebagai simbol dan atribut dari Persib. Seolah foto ini memberikan semangat dan optimisme ke depan bagi para pemain Persib yang sedang berlaga dari seorang generasi cilik penerus mereka.

Setidaknya foto-foto tersebut diharapkan dapat membangun sebuah citra sebagaimana salah satu fungsi fotografi itu sendiri. Dan agaknya citra sepakbola menjadi demikian dalam ketika olah raga ini seharusnya dapat menjadi ajang kreativitas manusia yang terlibat di dalamnya. Hanya saja anak-anak manusia yang mempunyai kegairahan kepada dunia sepakbola tersebut mempunyai caranya masing-masing untuk menciptakan imajinasi yang muncul. Entah itu sebagai wujud menyemangati tim yang sedang berlaga, melampiaskan kekalahan ataupun merayakan sebuah kemenangan.
Di Italia misalnya. Setelah Italia berhasil mengalahkan Prancis dan menjadi juara dunia keempat kalinya pada tahun 2006, desainer Antonio Falangan merayakan kemenangan Italia dengan cara merancang gaun dengan warna bendera Italia untuk para modelnya dan membuat sebuah acara fashion show dengan tema AltaRoma Fashion. Lalu ada juga seniman Gianni Schiumarini yang berkarya di ajang festival karya pasir ‘Sandsation’ di Berlin pada piala dunia 2006 sehingga karyanya yang berjudul Fighting The Ball mendapatkan sebuah penghargaan.

Agaknya seorang Andri Gurnita dengan bijak memilih untuk memamerkan foto-foto Persib hasil jepretannya sebagai wujud totalitas, perayaan dan kecintaannya terhadap Persib. Dengan harapan bahwa pelatih, wasit, pemain, bobotoh Persib dan masyarakat Jawa Barat dapat berdialog dengan hasil-hasil karyanya. Karena walau bagaimanapun salah satu esensi sebuah karya foto yang berguna adalah bahwa foto tersebut dapat dilihat dan dibagikan kepada khalayak umum. Sehingga imaji-imaji visual tersebut dapat menjadi catatan sejarah khususnya bagi perjalanan Persib ke depan. Ketika sebuah peperangan hanya mampu memisahkan umat manusia dengan sia-sia di dunia, sebuah pertandingan sepakbola justru diharapkan menjadi simbol pemersatu bangsa di dunia. Agaknya, sudah layak dan sepantasnya lah Persib pun dapat menjadi alat pemersatu masyarakat Bandung dan Jawa Barat. Hidup Persib!!

Salam. Fotografi bergerak!!!

Bandung, 9 Juni 2008

galih sedayu
Pegiat foto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar